Home » News » Apakah Aman Membeli S&P 500 Setelah Memantul dari Support Horizontal?

Apakah Aman Membeli S&P 500 Setelah Memantul dari Support Horizontal?

26 April 2022 Oleh

S&P 500 memantul dari support horizontal pada awal minggu perdagangan baru. Apakah sudah waktunya untuk mengambil posisi jangka panjang sekarang?

Pasar saham AS mengakhiri minggu sebelumnya di posisi terendah, sehingga menakuti investor. Penutupan mingguan memberikan tekanan pada bull, terutama mengingat aksi jual yang agresif dan meluas.

Namun, pasar melonjak kemarin. S&P 500 reli pada hari Senin karena investor bergegas untuk membeli harga penurunan. Jadi apakah aman untuk membeli indeks S&P 500 setelah memantul dari support horizontal?

Beberapa kuartal berikutnya mungkin terasa sulit bagi investor pasar saham

Melihat siklus presiden 4 tahun, beberapa kuartal berikutnya mungkin terasa sulit bagi investor pasar saham. Secara historis, keduanya adalah yang terlemah, dan karenanya, diperlukan kehati-hatian.

Namun, penting untuk melihat apa yang terjadi selanjutnya. Dilihat dari apa yang dikatakan sejarah kepada kita, investor jangka panjang sedang menunggu kesempatan untuk membeli lebih banyak setiap kali terjadi penurunan yang berarti.

Bagaimana dengan gambaran teknisnya?

Gambaran teknis berguna untuk melengkapi kemungkinan pelemahan di kuartal mendatang. Memang, pasar saham memantul dari support horizontal kemarin, tapi mungkin hanya itu saja – memantul.

Support horizontal tampaknya menjadi garis leher dari pola head and shoulders. Penutupan harian di bawah 4.200 akan memberi lebih banyak tekanan pada pasar, karena pelaku short selling akan mendorong grafik menuju pergerakan terukur.

Dengan demikian, seseorang tidak boleh mengesampingkan pergerakan ke 3.600 jika support 4.200 ditembus.

Peristiwa apa yang dapat menggerakkan pasar saham pada periode mendatang?

Untuk investor pasar saham, fokus hari ini adalah pada tiga hal: konflik di Eropa Timur, inflasi domestik, dan kebijakan moneter The Fed.

Konflik Rusia-Ukraina mengejutkan negara-negara Barat. Gelombang sanksi yang mengikutinya memiliki dampak yang luar biasa pada ekonomi global, dan pasar saham tidak bisa tetap acuh tak acuh. Dengan demikian, setiap perkembangan baru terkait konflik tersebut dapat menggerakkan pasar secara tajam.

Inflasi semakin parah di AS. Ada yang bilang sudah mencapai puncaknya, tetapi kita belum melihat buktinya. Sementara itu, investor khawatir bahwa tindakan bank sentral tidak cukup untuk menurunkan inflasi dari level tertinggi selama empat dekade.

Berbicara tentang bank sentral, pasar telah memperhitungkan pengetatan moneter yang agresif dari The Fed. Oleh karena itu, setiap perubahan ekspektasi pasar mengenai jumlah kenaikan suku bunga pada tahun 2022 juga dapat memicu reaksi tajam di pasar.