3 Alasan untuk Membeli Saham AS
Saham AS jatuh setelah Federal Reserve menaikkan suku bunga sebesar 50bp minggu ini. Jadi apakah ada alasan untuk membeli saham pada kondisi seperti ini?
Pada hari Rabu, Federal Reserve Amerika Serikat menaikkan suku bunga sebesar 50bp. Sebuah langkah yang sangat dinanti, disambut dengan reli pasar saham.
Entah bagaimana pelaku pasar memandang keputusan Fed tersebut sebagai sikap yang relatif dovish terhadap apa yang sudah diperhitungkan. Karena Fed mengumumkan jalan yang lebih lunak menuju pengetatan kuantitatif, pasar reli pada hari pengumuman kenaikan suku bunga.
Namun reli tersebut tidak berlangsung lama. Saham AS mengakhiri minggu ini dengan penurunan tajam jika dibandingkan dengan posisi penutupan pada hari di mana Fed menaikkan suku bunga, memicu kekhawatiran bahwa pelemahan dapat berlanjut di minggu-minggu mendatang.
Meskipun ada banyak alasan untuk pergerakan bearish, berikut adalah beberapa alasan yang berlawanan:
- Nasdaq 100 berada di posisi support
- “Pasar sedang Bergejolak” – indikator perlawanan dengan rekam jejak yang sempurna
- Valuasi meningkat
Nasdaq 100 mencapai level support
Sektor teknologi mungkin yang paling terpengaruh tahun ini. Setelah mengakhiri tahun 2021 di level tertinggi, indeks Nasdaq 100 turun beberapa ribu poin.
Saat ini, indeks tersebut mencapai support di area 12.700, dan pemantulan di atas 14.000 akan membuat bull kembalu memegang kendali Dengan kata lain, sementara Nasdaq 100 tetap bullish pada posisi di atas 12.000, dan pergerakan di atas 14.000 akan memicu lebih banyak penguatan.
CNBC memuat berita utama “Pasar sedang Bergejolak” yang terkenal
Ketika saham jatuh tajam, kepanikan mendominasi. Investor menjual kepemilikan mereka di tengah kekhawatiran penurunan lebih lanjut, dan media keuangan memuat berita utama tentang kiamat.
Judul utama tersebut sekarang dikenal dengan “Pasar sedang Bergejolak” dari CNBC. Televisi yang membahas keuangan tersebut menayangkannya pada tanggal 5 Mei, satu hari setelah Federal Reserve menyampaikan Pernyataan FOMC, pada saat pasar saham membalikkan kenaikan yang dicapai menyusul keputusan Fed.
Hanya ini yang merupakan indikator perlawanan.
Setiap kali ditayangkan di CNBC dalam 12 tahun terakhir, berita tersebut diikuti oleh pembalikan pasar saham yang tajam. Dengan demikian, rata-rata pengembalian 1 tahun sebesar 40%, dan persentase pengembalian 1 tahun sebesar 100%.
Dengan kata lain – ini adalah indikator perlawanan dengan rekam jejak yang sempurna.
Valuasi meningkat
Selama pandemi COVID-19, pasar saham memantul dari penurunan awal dan naik ke rekor harga tertinggi. Sektor teknologi memimpin sektor lain, dan valuasinya menjadi amat sangat tinggi.
Dengan demikian, koreksi saat ini menawarkan valuasi yang lebih baik bagi investor jangka panjang. Misalnya, Microsoft sekarang menjadi perusahaan yang menghasilkan FCF (arus kas bebas) sebesar $8,45/saham dengan pendapatan yang tumbuh sebesar 20%. Sebagai perbandingan, pada 2019, pendapatan hanya tumbuh 15%, dan FCF tertinggal di angka $4,34/saham.
Singkatnya, meskipun aksi jual 2022 mungkin telah membuat takut banyak investor, koreksi semacam itu tidak biasa, dan valuasi yang lebih baik dapat menggoda mereka yang ingin membeli di harga penurunan tersebut.